Pentingnya
Literasi Teknologi dalam Pembelajaran Disekolah
Teknlogi
pada saat ini merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
dari hal yang paling sederhana hingga yang paling komplek sekali. Pada zaman
modern peran teknologi sangatlah penting untuk memudahkan dan membuat nyaman
kehidupan manusia. Teknologi memiliki arti harfiah seperti yang diungkapan
dalam kamus besar bahasa indonesia (1990:1158) ayat dua ; teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup manusia. Adapun definisi teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Dengan maksud dan tujuan tersebut
maka tidak heran manusia terus mengembangkan teknologi sampai kapanpun
sampai setiap permasalahan yang dihadapinya dapat diatasi namun setiap manusi
Di negara-negara yang
telah maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Australia, Belgia dan sebagainya, pendidikan
teknologi sudah diperkenalkan sejak akhir dasawarsa yang lalu dan saat ini telah
dijadikan bagian dari kurikulum
pokok pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan. Karena
negara-negara tersebut telah menyadari akan pentingnya teknologi pada kehidupan
mansia dan sampai kapanpun teknologi akan menjadi suatu hal yang tak dapat terpisahkan.
Negara-negara tersebut meperkenalkan teknologi sejak dini dini dan melakukan
berbagai macam cara untuk membuat masyarakat melek teknologi salah satunya
melalui pendidikan, melalui pendidikan mereka menanampkan literacy technology. Adapun definisi Literacy Technologi menurut ITEA
(International Technology Education
Association) adalah literasi teknologi sebagai kemampuan untuk menggunakan,
mengelola, menilai, dan memahami teknologi. Melalui gerbang pendidikan anak akan
ditanamkan akan pentingnya teknologi pada zaman ini, kesadaran akan menyikapi produk
teknologi yang ada dikehidupan sekitarnya.
Hubungan
teknologi dengan pendidikan, Kata teknologi sering
dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang
berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki
makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari
unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian
pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya
teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke
dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus
dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan
teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan
dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia.
Berkaitan dengan hal
tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk
dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami
karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan
sebagainya. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu
proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk
mengatasi permasalahan,melaksanakan,menilai, dan mengelola pemecahan masalah
tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Sejalan
dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari adanya
permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini,
meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu /
kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih
dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan
teknologi pendidikan. Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan
sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu :
Menurut sebuah tulisan
dunia akademik terdapat 3 prespektif hubungan teknologi dengan pendidikan yaitu
:
Perspektif pertama adalah perspektif yang memandang bahwa teknologi adalah produk
pendidikan. Perspektif ini berlaku di negara atau lembaga pendidikan yang
budaya research & development-nya sudah sangat bagus. Memandang teknologi
sebagai produk pendidikan memiliki dampak positif berupa tidak terikatnya
pendidikan terhadap keterbatasan teknologi.
Perspektif kedua, adalah perspektif yang menganggap bahwa teknologi adalah akselerator
pendidikan. Perspektif ini bisa benar, jika penguasaan tenaga didik terhadap
pedagogik dan andragogik-nya juga sudah benar. Bagaimanapun juga, teknologi
hanyalah alat bantu pendidikan. Apalagi jika kita berbicara tentang Teknologi
Informasi, yang baru akan bisa punya “taring” jika Sistem Manajemen Informasi,
termasuk Learning Content Management System (LCMS)-nya benar-benar tertata
dengan rapi dan merupakan produk kerjasama antara para ahli pendidikan, ahli
Knowledge Management dan para ahli teknologi IT
Perspektif Ketiga adalah perspektif yang paling banyak dimiliki oleh kalangan pendidik
Indonesia, dan merupakan sebuah salah kaprah akut. Yakni memandang bahwa
teknologi adalah Pendidikan. Seakan-akan papan tulis dan metode belajar
tradisional tidak punya “tempat” lagi untuk mengembangkan peserta didik yang
bermutu. Seakan-akan semuanya harus digantikan dengan komputer dan LCD
Proyektor. Seakan-akan Perpustakaan harus dan wajib diganti dengan Internet.
Perspektif ini memiliki dampak sangat fatal, yakni hadirnya generasi pendidik
yang tidak kreatif, menyerah terhadap keterbatasan yang ada
Pada saat ini di Indonesia Pendidikan Teknologi Dasar (PTD)
mulai diperkenalkan dalam mata pelajaran yang terpisah dan
masih merupakan proyek rintisan dan percontohan, kegiatan ini di perkenalkan di
Indonesia atas kerjasama Departement Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia dan Departement Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah Kerajaan
Belanda, secara operasional kegiatanini di laksanakan oleh SLO ( Pusat kurikulum
Belanda ) dan Direktorat Sekolah Swasta ( Ditsiswa ) Depdikbud
Indonesia. Dan di tunjuk 4 sekolah swasta percontohan yaitu SLTP Taruna Bakti Bandung,
SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung, SLTP Hang Tuah Ujung Pandang dan SLTP Katolik
Ambon, semuanya adalah
SLTP_SLTP swasta. Pendidikan di Indonesia
Pendidikan Teknologi Dasar rasanya kurang begitu diperhatikan secara menyeluruh.
Dalam kurikulum 2013 yang terbarupun Pendidikan Teknologi Dasar hanya disisipkan
dalam Prakarya, hal ini tentunya berbeda dengan negara-negara maju
yang menempatkan teknologi dalam suatu mata pelajaran khusus yang memilki tempat
tersendiri dalam dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar