Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati , merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. pembejalaran ini terkenal dengan komponen 5M nya, berikut saya coba menganalisis kekuatan dan kelemahan dari masing-masing komponen dalam sebuah Tabel.
Tabel
Analisis
Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Saintifik
Komponen
|
Kekuatan
|
Kelemahan
|
Mengamati
|
· Peserta didik
senang dan tertantang,
· Memfasilitasis
peserta didik bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, dan
·
peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada
hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
· Peserta didik
diharapkan dapat menyajikan media obyek secara nyata,
|
·
Dalam prosesnya, peserta didik seringkali acuh tak
acuh terhadap fenomena alam.
·
Motivasi peserta didik rendah,.
·
Memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
·
biaya dan tenaga relatif banyak,
·
Jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta
tujuan pembelajaran.
|
Menanya
|
·
Bertanya, membuat peserta didik proaktif dalam
mencari pembuktian atas penalarannya. Hal ini memicu mereka untuk bertindak
lebih jauh ke arah positif seperti keinginan yang tinggi untuk membuktikan
jawaban atas pertanyaannya.
·
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan
perhatian peserta didik tentang suatu
tema atau topik pembelajaran.
·
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk
aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
·
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
·
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
·
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
·
Mendorong partisipasi peserta didik dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik
simpulan.
·
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
·
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan
cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
·
Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
|
·
Jenis pertanyaan kadang tidak relevan.
·
Kualitas pertanyaan peserta didik masih rendah.
·
Kemampuan awal menjadi tolak ukur peserta didik
untuk bertanya sehingga intensitas bertanya dalam kelas sangat bergantung
pada kemampuan awal yang didapat dari jenjang atau materi sebelumnya.
·
Tidak semua peserta didik memiliki keberanian
untuk bertanya.
·
kadang peserta didik beranggapan bahwa bertanya berarti
cenderung tidak pintar
|
Menalar
|
· Melatih siswa
untuk mengkaitkan hubungan sebab-akibat
· Merangsang peserta
didik untuk berfikir tentang kemungkinan kebenaran dari sebuah teori.
|
· Peserta didik terkadang
malas untuk menalar sesuatu karena sudah terbiasa mendapatkan informasi
langsung oleh guru.
|
Mencoba
|
· Peserta didik
merasa lebih tertarik terhadap pelajaran dalam menemukan atau melakukan
sesuatu
· Peserta didik diberikan
kesempatan untuk membuktikan kebenaran atas penalarannya
· Membuat ilmu
yang didapatkan melekat dalam waktu yang lama dibandingkan diberitau langsung
oleh guru.
· Melatih peserta
didik untuk bertindak teliti, bertanggungjawab, cermat dan berhati-hati.
|
· Percobaan yang
dilakukan oleh peserta didik seringkali tidak diikuti oleh rasa ketelitian
dan kehati-hatian peserta didik.
· Memerlukan
waktu yang lebih dalam menemukan
jawaban atas percobaan
|
Mengkomunikasikan
|
· Peserta didik dilatih
untuk dapat bertanggung jawab atas hasil temuannya.
· Peserta didik
diharuskan membuat/menyusun ide gagasannya secara terstruktur agar mudah
disampaikan
|
·
Tidak semua peserta didik berani menyampaikan ide
gagasan atau hasil penemuannya
·
Tidak semua peserta didik pandai dalam menyampaikan
informasi
|
salah satu komponen 5M yang kelemahannya
yang paling penting dan paling krusial untuk segara diatasi menurut saya, adalah komponen (observing)
mengamati, mengenai :
a.
Peserta
didik seringkali acuh tak acuh dalam mengamati fenomena alam, percobaan. dsb.
b. Motivasi
peserta didik yang masih rendah, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kesadaran
terhadap urgensi belajar IPA yang masih rendah.
c.
Terkadang
dalam melakukan proses mengamati memerlukan waktu persiapan dan pelaksaanaan
yang lama, biaya yang mahal dan tenaga yang relatif banyak.
d.
Jika
dalam mengamati tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.
Mengenai
hal (kelemahan) diatas, solusinya adalah menumbuhkan motivasi peserta didik. Salah
satu caranya guru sebagai pembimbing peserta didik dalam membimbing belajar harus
kreatif dan inovatif memotivasi peserta didik, menggali peserta didik agar
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi salah satu caranya bisa dengan membuat
rencana-rencana pembelajaran yang membuat peserta didik senang dalam mengamati
objek namun tidak memberatkan peserta didik dalam hal biaya, waktu dan tenaga,
misalnya guru membuat rencana pembelajaran mengenai prinsip kerja roket dengan
peralatan sederhana (dengan botol yang diisi air), merancang pembejalaran
mengenai konsep tekanan yang sederhana, dsb.
ud cukup berkualitas itu.
BalasHapussangat membantu sekali
BalasHapussiip
BalasHapus