TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN
Teori
perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget lebih berfokus pada pengumpulan
pengetahuan sebagai media belajar melalui pengalamannya sendiri. Pengetahuan
itu sendiri, merupakan proses dari tindakan, secara fisik atau dan secara
mental pada suatu objek, images, dan simbol-simbol. Dalam hal ini, objek dapat
diperoleh melalui pengalaman langsung, sedangkan images dan simbol-simbol dapat
diperoleh tidak hanya melaui dunia nyata tetapi juga dari ingatan.
Seperti
yang telah dikemukakan di atas, terjadi pemfokusan bahasan pada teori Piaget.
Piaget tidak mengulas tentang proses pendidikan, apalagi dalam konteks
pembelajaran formal, tetapi teorinya memberikan pengaruh bagaimana sebaiknya
proses pendidikan ataupun proses pembelajaran itu dimanage sebaik-baiknya oleh
guru dengan memperhatikan perkembangan siswa.
Beberapa
pengaruh yang diberikan teori Piaget terhadap proses pembelajaran, yaitu adanya
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, diantaranya adalah
1. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan harus terpusat pada anak. Dalam kerangka ini guru
harus peka terhadap adanya keunikan yang dimiliki siswa. Guru harus memahami
keunikan yang dimiliki siswa dan menggunakan berbagai keunikan yang ada untuk
memfasilitasi siswa belajar.
2. Pembelajaran
yang terjadi dalam kelas harus memberikan aktivitas yang berarti bagi siswa.
Aktivitas ini akan memberikan pengalaman secara pribadi kepada siswa, sehingga siswa
akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna dan bertahan lama. Dengan adanya
kepentingan ini maka muncul implikasi pada guru agar bisa memotivasi dan
memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi mandiri sebagai bentuk aktivitas
yang bermakna.
3. Belajar
secara indiviudual. Hal ini kembali kepada keunikan dari setiap siswa yang
berbeda-beda. Tentunya setiap siswa memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap
objek yang ingin mereka pelajari. Siswa membutuhkan kesempatan untuk dapat
belajar mandiri di tempat yang kaya akan hal-hal yang menarik untuk siswa,
sehingga dibutuhkan guru yang bisa mendeteksi kebutuhan kognisi siswa dan
menyajikan materi yang menantang bagi siswa.
4. Adanya
interaksi sosial dalam pembelajaran. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki
egoisme dalam dirinya. Pada masa anak-anak rasa egois ini besar, tetapi secara
perlahan rasa egoisme ini berkurang sejalan dengan perkembangannya akibat
adanya interaksi sosial yang baik. Dengan adanya interaksi sosial, siswa akan
belajar untuk mengetahui dan memahami pandangan orang lain yang bisa jadi
bertolak belakang dengan pandangan yang dimilikinya. Namun dengan ditemukannya
perbedaan pandangan ini memunculkan konflik dalam diri siswa yang menjadi
bagian dari mekanisme perkembangan. Dalam pembelajaran hendaknya siswa
melakukan tukar pikiran, memberikan alasan, dan mempertahankan pendapat.
Teori Piaget memiliki keunggulan untuk diterapkan
dalam pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA. Teori yang dikemukakan
Piaget sangat berfokus kepada anak. Teori Piaget sangat memperhatikan
kebutuhan, keinginan dan keunikan pada setiap individu dan memberikan
kesempatan kepada setiap individu untuk mengeksplorasi sesuatu yang dianggapnya
menarik dan menantang. Keadaan yang seperti demikian sangat mendukung siswa
untuk bisa belajar secara mandiri yang pada akhirnya menghasilkan pengetahuan
yang bermakna dan bertahan lama bagi anak.
Namun keadaan umum yang muncul dalam pendidikan di
Indonesia masih memunculkan adanya banyak kendala dalam implementasi. Beberapa
kendala yang ditemukan dalam implementasi pembelajaran khususnya pada
pembelajaran fisika di SMA adalah sebagai berikut:
1. Kendala
waktu. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah terbatas.
Dengan tuntutan kurikulum yang saat ini diterapkan di Indonesia, guru dituntut
untuk bisa menyampaikan sejumlah materi yang sudah dipaket dalam kurikulum
tersebut. Dengan adanya tuntutan ini pemanfaatan waktu untuk pembelajaran
dilakukan seefektif mungkin guna mencapai ketuntasan materi. Dalam keadaan yang
seperti ini guru dengan berat hati harus bekerja keras untuk memenuhi target
ketuntasan materi dengan mengabaikan keunikan dan kebutuhan siswa yang menjadi
fokus pembelajaran sesuai dengan teori Piaget. Sedangkan pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada siswa bisa diterapkan dengan menggunakan model, ataupun
metode yang ternyata menyita banyak waktu karena di dalamnya melibatkan proses
dan aktivitas yang bertahap dan keanekaragaman kemampuan dan kecepatan siswa
dalam beraktivitas.
2. Kendala
konten. Seperti yang telah dijelaskan pada kendala nomer 1, bahwa tuntutan
kurikulum telah memberikan paketan materi yang harus diajarkan di sekolah.
Dengan kata lain, siswa dipaksa untuk mempelajari berbagai hal berkaitan dengan
materi yang harus disampaikan sekalipun siswa tidak memiliki ketertarikan akan
materi tersebut. Padahal Piaget menyarankan bahwa pembelajaran juga harus
dilakukan secara individual dengan memperhatikan hal-hal yang menarik bagi
siswa. Mungkin ada solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi kendala ini
yaitu dengan menciptakan suasana pembelajaran yang unik melalui inovasi
pembelajaran baik metode, model, ataupun media pembelajaran yang lebih baik.
Tapi lagi-lagi hal ini akan menimbulkan kendala baru yang berkaitan dengan
waktu, sarana dan keterampilan yang akan dibahas untuk kendala nomer
selanjutnya.
3. Kendala
sarana. Dengan adanya kepentingan pendekatan pembelajaran terpusat pada anak,
aktivitas, belajar individual dan interaksi sosial dibutuhkan banyak sarana
yang mendukung kesuksesan pembelajarannya. Realita di lapangan menunjukkan
jumlah sarana dan prasarana pendukung tersebut belum memadai untuk mewujudkan
pembelajaran dengan harapan yang disebutkan di atas, terutama sekolah-sekolah
yang terdapat di daerah. Dalam pembelajaran fisika dibutuhkan sejumlah alat
yang cukup banyak dalam melakukan eksperimen fisika (upaya mewujudkan
pembelajaran yang sesuai dengan teori Piaget). Kenyataannya jumlah alat yang
tersedia sangat terbatas sehingga hanya dapat dilakukan kegiatan demonstrasi
untuk mewakili sebuah fenomena fisika yang bisa diamati semua siswa. Namun
sayangnya siswa tidak mendapatkan kesempatan belajar secara individual pada
pemanfaatan alat yang tersedia. Dalam hal ini, guru memang dituntut untuk
sangat kreatif menyediakan alat yang bisa dibuat sendiri sebagai pengganti
ketidaksediaan alat di sekolah. Selain itu, dalam pembelajaran fisika terdapat
sejumlah materi yang bersifat abstrak dan tidak dapat teramati dengan mata telanjang
karena cakupan yang mikroskopik. Untuk bisa memberikan pemahaman materi yang
abstrak dibutuhkan sebuah pemodelan ataupun simulasi terhadap fenomena yang
sebenarnya. Pemodelan ini biasanya menggunakan komputer yang ditayangkan pada
screen untuk bisa diamati oleh siswa. Namun masih banyak sekolah yang belum
memiliki fasilitas pendukung dalam penggunaan media tersebut.
4. Kendala
keterampilan dan pengetahuan. Kesuksesan pembelajaran di kelas tentunya sangat
dipengaruhi kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran. Untuk mewujudkan itu
dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang luas bagi para guru mengenai
pembelajaran. Dari hari ke hari terus dilakukan inovasi dalam pembelajaran baik
dalam teknis pembelajarannya maupun media yang dikembangkan. Tetapi, saat ini
masih jarang guru yang memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran dilakukan dengan teknik
dan media yang tak pernah berubah. Piaget sendiri menyarankan bahwa seorang
guru bisa mencipatkan suasana menarik dalam pembelajaran. Andai guru tidak
menciptakan variasi dalam pembelajaran tentunya tidak akan memunculkan
ketertarikan siswa, melainkan kejenuhan. Selain itu, kemajuan teknologi yang
kian pesat menstimulus pembelajaran untuk bisa menerapkan berbagai teknologi
yang ada untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik. Namun
keterampilan dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi tersebut masih
perlu dibenahi, sehingga penggunaannya bisa lebih optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar