(SEMBILAN) 9 PERTANYAAN FUNDAMENTAL....
Seringnya
diposting dan dishare oleh
kawan-kawan kebukit (kelola buku kita) mengenai buku ini, menggerakan hati ini
untuk membaca dan sedikit menshare
mengenai apa isi buku ini,, mudah-mudahan sedikit yang saya share ini bisa menambah wawasan bagi
saya dan kawan2 semua yang membaca dan mudah-mudahan juga menggelitik hati Anda
untuk membaca mulai A sampai Z buku ini,,, heheheh.. (saya ga berniat promosi
loh...).. #Semoga Pa Heppy membaca blog ini dan mengkritisi isinya,, karena
takut takut saya salah menshare.
Awal
saya memegang buku ini, saya membaca biografi penulis.. dan mantaaappp sekali..
(naon deui ojol-ojol mantap..) heheh.. Pak Heppy Trenggono berasal Desa
Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, beliau seorang pengusaha, Pendiri
sekaligus CEO United Balimuda Group. beliau menunjukkan kepeduliannya terhadap
kemajuan dan kemandirian bangsa dengan membentuk komunitas Indonesia Islamic
Business Forum (IIBF), KERENN KAN?? setelah membaca biografi beliau
tibalah saya lihat-lihat 9 pertanyaan yang dituliskan dalam buku yang beliau
tulis ini, berikut pertanyaannya :
1. Seberapa besar kapasitas yang anda persiapkan?
2.
Mampukah anda
mendahulukan diri anda?
3.
Kepada siapa anda
berkomitment?
4.
Kemanakah fokus anda
arahkan?
5.
Seberapa murah biaya
hidup anda?
6.
Siapa yan jadi ahli
keuangan anda?
7.
Seberapa cerdas anda
menggunakan daya ungkit?
8.
Bagaimana anda
menikapi resiko?
9.
Di level manakah anda
bermain?
Pertanyaan demi pertanyaan, lembar demi lembar
saya baca, dan luar biasa isi bukunya..
Ada
kalimat yang saya ingat setelah selesai membaca buku ini... (kalo tidak salah
di bagian pertanyaan ketiga (Kepada siapa anda berkomitmen ))
1. “jika ingin kaya pelajari ilmu bisnis, jika
tidak mau miskin maka pelajari ilmu hutang”...
2. “Riba tidak akan pernah mengantarkan kita
kepada keberkahan apalagi kaya... “
Selidik punya selidik
bahwa ternyata kaya dan miskin itu
sangat terkait dengan mindset.
(berarti setelah membaca buku ini saya harus change positif mindset (sok inggriiiis.. heheh).
Baiklah.. saatnya saya mencoba menshare isi buku ini.
ü Pertanyaan pertama Seberapa besar kapasitas yang
ada siapkan?
Ada
tiga hal yang menentukan besar kecilnya kapasitas seseorang. Pertama,
Seberapa SADAR kita tentang jati diri kita? Kesadaran tentang jati diri perlu
kita pastikan karena kaya dan miskin itu bukan keadaan, tetapi mentalitas. Kaya
dan miskin itu karakter.. (nah loh sadar ngga??hehehehe....). Kedua,
Apa yang sungguh sungguh kita yakini? Keyakinan seperti apa yang kita miliki.
Apakah kita meyakini bahwa kulaitas hidup ini hanya urusan takdir atau ada hal
lain yang bernama usaha. Ketiga, Apa
nilai nilai yang kita bela? Keputusan seseorang mencerminkan nilai yang
dibelanya.
ü Pertanyaan kedua, Mampukah anda mendahulukan
diri sendiri?
Mendahulukan
diri sendiri berarti menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk diri sendiri,
sebelum dialokasikan untuk keperluan lain. Mendahulukan diri sendiri berarti
menempatkan sedekah dan tabungan di urutan pertama dan kedua sebelum keperluan
lain. Sedekah dikeluarkan minimal 10% dari penghasilan, demikian pula menabung
dialokasikan 10% dari penghasilan. Nah... bagi yang masih berat dalam persenan
sedekah maupun menabung bisa dengan pelan-pelan saja memporsikannya, misal
setelah mendapatkan penghasilan sedekah 5% lalu... naik... naik... hingga
berujung 10%... dan bila lebih kereeen lagi bisa lebih dari 10%... hehe,,
begitupun dalam menabung!!
ü Pertanyaan ketiga, Kepada siapa anda
berkomitmen?
Komitmen adalah janji kepada kita kepada diri sendiri.
Komitmen ini lahir karena pengenalan diri kita terhadap
Allah. Diantara komitmen yang harus kita pegang adalah menghindari
riba, apapun kondisi yang sedang dihadapi. Karena Allah sudah menetapkan dalam
Qur’an surat al-Baqarah (2): 278-279). Riba tidak akan mengantarkan kita pada
kekayaan dan keberkahan, apa lagi kaya (ini salah satu kalimat yg selalu
terngiang dipikiran saya setelah beres baca buku ini... ) hiihihi...
ü
Pertanyaan
keempat, Kemanakah focus yang anda arahkan?
Kita mungkin pernah mengalami titik terendah dalam
hidup. Kesulitan dan cobaan membelenggu langkah kita, sampai-sampai untuk bernafas
pun sulit rasanya. Dalam kondisi ini hanya FOKUS yang bisa membantu kita keluar
dari keadaan tersebut. Dengan fokus kepada harapan bahwa jalan keluar akan
dikaruniakan Allah, kita akan kuat dan menghadirkan semangat. Bagaimana
caranya?
Pertama, Fokus
kepada hal-hal yang bisa dilakukan, (jangan campuri apa yang bisa kita kerjakan
dengan apa yang tidak bisa kita kerjakan). Kedua, fokus untuk menang,
bukan fokus untuk kalah. Ketiga, fokus pada tujuan, pada kekuatan
kita dan pada janji-janji Tuhan.
ü
Pertanyaan
kelima, Seberapa murah biaya hidup anda?
(Dipaparkan mengenai mental
orang miskin dengan mental orang kaya)
Mentalitas orang
miskin adalah SPENDING. Dia selalu ingin membeli sesuatu, bukan menjual sesuatu.
Sayangnya rerata orang mental miskin tidak pernah menghitung apakah dia
memiliki uangnya atau tidak. Sehingga orang seperti ini selalu tidak pernah
bisa lepas dari utang. Ahirnya tanpa sadar ia jatuh kedalam kondisi miskin
menahun (tebak.. apa arti menahun?? hehe.......)
Mentalitas terahir adalah mentalitas kaya. Mentalitas
ini mengubah income menjadi asset. Dengan perhitungan yang cermat asset itu
dikelola dan berkembang sehingga kembali menghasilkan income, dan terus
demikian. ORANG BERMENTAL KAYA MENGHARGAI UANGNYA DAN TIDAK INGIN
MENGHAMBURKANNYA HANYA DEMI KESENANGAN SESAAT (semoga kitalah salah
satunya...).. Amin..
ü
Pertanyaan
keenam, Siapa yang jadi ahli keuangan anda?
Jika kita ingin membangun kekayaan, Anda sendiri yang harus cerdas
dalam memperlakukan uang. Kita harus punya yang namanya Financial competence,. Financial competence ini mencakup tiga hal utama yaitu Business Skill, Money
Managenent Skill dan Investing Skill. Jika ketiga hal ini
kita kuasai maka menjadi kaya hanya persoalan waktu.
# Jadi…siapa yang seharusnya menjadi ahli
keuangan kita? Jawabannya, pasti KITA
SENDIRI.
ü
Pertanyaan
ketujuh, Seberapa cerdas anda menggunakan daya ungkit?
Pertanyaan ini muncul
dengan asumsi keenam pertanyaan diawal sudah dijawab dan dipahami sehingga kita
sudah memiliki karakter kaya. Daya ungkit (leverage) memiliki makna
utama menggunakan energy dari luar
diri kita untuk membangun kekayaan. Energi itu bisa berupa modal orang lain,
tenaga orang lain, keahlian orang lain dan lain sebagainya.
ü
Pertanyaan
kedelapan, Bagaimana cara anda menyikapi resiko?
Resiko adalah bagian
dari hidup. Mengambil resiko merupakan bagian integral dari bisnis. Cara
terbaik untuk mengambil resiko adalah dengan mengambil resiko itu sendiri...
(hehehehehehh) Artinya, untuk mengambil resiko di masa depan maka langkah yang
terbaik adalah mengambil resiko itu saat ini.
Ada beberapa langkah yang dijelaskan di buku ini untuk
memperoleh low risk high return, yaitu, Langkah : Pertama, Apakah
ada resiko saya yang melanggar aturan
agama? Kedua, Apa yang bisa saya lakukan untuk menekan
resiko? Ketiga, Apakah saya punya rencana cadangan? Keempat, Bagaimana
kemungkinan gagalnya?, Kelima, Sejauh apa saya sanggup menghadapi
resiko?, Keenam, Apa pendapat mentor saya?, Ketujuh, Apa
kata naluri saya?
Setelah menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut
dijamin berhasil? Tentu TIDAKKK !! (hehehe). Namun, dengan memastikan jawaban ketujuh
pertanyaan tersebut maka kita sedang memperkecil resiko dan memperbesar peluang
berhasill... (oke??? semangat ya??... #terbawa suasana)
ü
Pertanyaan
kesembilan, Di level manakah anda bermain?
Level ini berupa level rizki.
Level ke-1, rizki makhluk. Ini level rizki terbawah
dimana Allah mencurahkan untuk semua makhluknya di seluruh alam.
Level ke-2, rezeki orang yang berusaha. Orang yang
berada pada level ini akan memperoleh rizki sesuai dengan yang diusahakannya.
99% manusia berada pada level ini. Mereka memperoleh rezeki dengan kerja keras
dengan mencurahkan tenaga, pikiran dan waktu.
Level ke-3, rezeki orang yang bersyukur. Orang yang
berada di level ini memperoleh hasil jauh lebih tinggi dari yang dikerjakannya.
10 orang terkaya di dunia mereka adalah orang yang gemar bersedekah sebagai
bukti syukur dan ternyata harta yang dimiliki kian subur, berkah dan melimpah.
Level ke-4, rezeki orang yang bertakwa. Level rezeki
ini diberikan kepada orang-orang yang dalam hidupnya tidak pernah ada rasa
takut dan khawatir. Kedekatannya dengan Allah membuat banyak masalah yang
seharusnya dihadapi jadi diambil alih. Rezeki orang yang ada di level ini
berasal dari arah yang tidak disangka-sangka.
Karena sudah banyak pensil yang patah untuk menulis
ini, begitupun sudah banyak sekali tinta pulpen yang habis untuk menulis ini
(hehehehe.. ).. maka tibalah diakhir kata saya pamit dalam sesi sharing terkait
isi buku 9 pertanyaan fundamental,,,.. hanya ini yang bisa saya share bagi Anda semua.. semoga
bermanfaat... teruntuk Pa Heppy (mudah-mudahan beliau membaca tulisan ini)
#Amin..... mohon maaf jika ada hal yang salah/keliru dalam penyampaian saya
ini,, mohon diluruskan pak.. hehe.. Bapak sangat menginspirasi saya untuk
menjadi seseorang yang kaya...
THANKS.....
Yanuar Asmara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar