"Mungkin saat ini tulisan yang ada di blog ini belum berkualitas,, salah satu faktor utamanya saya masih penulis amatiran.. hehehe, tapi suatu saat isi tulisan blog ini akan berisi tulisan2 yang berkualitas,, insyaaallah,, saya akan berusaha... mari kita buktikan "We will never know the real answer, before you try.”,,

TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN

TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN

Teori perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget lebih berfokus pada pengumpulan pengetahuan sebagai media belajar melalui pengalamannya sendiri. Pengetahuan itu sendiri, merupakan proses dari tindakan, secara fisik atau dan secara mental pada suatu objek, images, dan simbol-simbol. Dalam hal ini, objek dapat diperoleh melalui pengalaman langsung, sedangkan images dan simbol-simbol dapat diperoleh tidak hanya melaui dunia nyata tetapi juga dari ingatan.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, terjadi pemfokusan bahasan pada teori Piaget. Piaget tidak mengulas tentang proses pendidikan, apalagi dalam konteks pembelajaran formal, tetapi teorinya memberikan pengaruh bagaimana sebaiknya proses pendidikan ataupun proses pembelajaran itu dimanage sebaik-baiknya oleh guru dengan memperhatikan perkembangan siswa.
Beberapa pengaruh yang diberikan teori Piaget terhadap proses pembelajaran, yaitu adanya faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, diantaranya adalah
1.   Pendekatan pembelajaran yang diterapkan harus terpusat pada anak. Dalam kerangka ini guru harus peka terhadap adanya keunikan yang dimiliki siswa. Guru harus memahami keunikan yang dimiliki siswa dan menggunakan berbagai keunikan yang ada untuk memfasilitasi siswa belajar.
2.  Pembelajaran yang terjadi dalam kelas harus memberikan aktivitas yang berarti bagi siswa. Aktivitas ini akan memberikan pengalaman secara pribadi kepada siswa, sehingga siswa akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna dan bertahan lama. Dengan adanya kepentingan ini maka muncul implikasi pada guru agar bisa memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi mandiri sebagai bentuk aktivitas yang bermakna.
3.     Belajar secara indiviudual. Hal ini kembali kepada keunikan dari setiap siswa yang berbeda-beda. Tentunya setiap siswa memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap objek yang ingin mereka pelajari. Siswa membutuhkan kesempatan untuk dapat belajar mandiri di tempat yang kaya akan hal-hal yang menarik untuk siswa, sehingga dibutuhkan guru yang bisa mendeteksi kebutuhan kognisi siswa dan menyajikan materi yang menantang bagi siswa.
4.  Adanya interaksi sosial dalam pembelajaran. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki egoisme dalam dirinya. Pada masa anak-anak rasa egois ini besar, tetapi secara perlahan rasa egoisme ini berkurang sejalan dengan perkembangannya akibat adanya interaksi sosial yang baik. Dengan adanya interaksi sosial, siswa akan belajar untuk mengetahui dan memahami pandangan orang lain yang bisa jadi bertolak belakang dengan pandangan yang dimilikinya. Namun dengan ditemukannya perbedaan pandangan ini memunculkan konflik dalam diri siswa yang menjadi bagian dari mekanisme perkembangan. Dalam pembelajaran hendaknya siswa melakukan tukar pikiran, memberikan alasan, dan mempertahankan pendapat.

Teori Piaget memiliki keunggulan untuk diterapkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA. Teori yang dikemukakan Piaget sangat berfokus kepada anak. Teori Piaget sangat memperhatikan kebutuhan, keinginan dan keunikan pada setiap individu dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengeksplorasi sesuatu yang dianggapnya menarik dan menantang. Keadaan yang seperti demikian sangat mendukung siswa untuk bisa belajar secara mandiri yang pada akhirnya menghasilkan pengetahuan yang bermakna dan bertahan lama bagi anak.
Namun keadaan umum yang muncul dalam pendidikan di Indonesia masih memunculkan adanya banyak kendala dalam implementasi. Beberapa kendala yang ditemukan dalam implementasi pembelajaran khususnya pada pembelajaran fisika di SMA adalah sebagai berikut:
1.      Kendala waktu. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah terbatas. Dengan tuntutan kurikulum yang saat ini diterapkan di Indonesia, guru dituntut untuk bisa menyampaikan sejumlah materi yang sudah dipaket dalam kurikulum tersebut. Dengan adanya tuntutan ini pemanfaatan waktu untuk pembelajaran dilakukan seefektif mungkin guna mencapai ketuntasan materi. Dalam keadaan yang seperti ini guru dengan berat hati harus bekerja keras untuk memenuhi target ketuntasan materi dengan mengabaikan keunikan dan kebutuhan siswa yang menjadi fokus pembelajaran sesuai dengan teori Piaget. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa bisa diterapkan dengan menggunakan model, ataupun metode yang ternyata menyita banyak waktu karena di dalamnya melibatkan proses dan aktivitas yang bertahap dan keanekaragaman kemampuan dan kecepatan siswa dalam beraktivitas.
2.      Kendala konten. Seperti yang telah dijelaskan pada kendala nomer 1, bahwa tuntutan kurikulum telah memberikan paketan materi yang harus diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, siswa dipaksa untuk mempelajari berbagai hal berkaitan dengan materi yang harus disampaikan sekalipun siswa tidak memiliki ketertarikan akan materi tersebut. Padahal Piaget menyarankan bahwa pembelajaran juga harus dilakukan secara individual dengan memperhatikan hal-hal yang menarik bagi siswa. Mungkin ada solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi kendala ini yaitu dengan menciptakan suasana pembelajaran yang unik melalui inovasi pembelajaran baik metode, model, ataupun media pembelajaran yang lebih baik. Tapi lagi-lagi hal ini akan menimbulkan kendala baru yang berkaitan dengan waktu, sarana dan keterampilan yang akan dibahas untuk kendala nomer selanjutnya.
3.      Kendala sarana. Dengan adanya kepentingan pendekatan pembelajaran terpusat pada anak, aktivitas, belajar individual dan interaksi sosial dibutuhkan banyak sarana yang mendukung kesuksesan pembelajarannya. Realita di lapangan menunjukkan jumlah sarana dan prasarana pendukung tersebut belum memadai untuk mewujudkan pembelajaran dengan harapan yang disebutkan di atas, terutama sekolah-sekolah yang terdapat di daerah. Dalam pembelajaran fisika dibutuhkan sejumlah alat yang cukup banyak dalam melakukan eksperimen fisika (upaya mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan teori Piaget). Kenyataannya jumlah alat yang tersedia sangat terbatas sehingga hanya dapat dilakukan kegiatan demonstrasi untuk mewakili sebuah fenomena fisika yang bisa diamati semua siswa. Namun sayangnya siswa tidak mendapatkan kesempatan belajar secara individual pada pemanfaatan alat yang tersedia. Dalam hal ini, guru memang dituntut untuk sangat kreatif menyediakan alat yang bisa dibuat sendiri sebagai pengganti ketidaksediaan alat di sekolah. Selain itu, dalam pembelajaran fisika terdapat sejumlah materi yang bersifat abstrak dan tidak dapat teramati dengan mata telanjang karena cakupan yang mikroskopik. Untuk bisa memberikan pemahaman materi yang abstrak dibutuhkan sebuah pemodelan ataupun simulasi terhadap fenomena yang sebenarnya. Pemodelan ini biasanya menggunakan komputer yang ditayangkan pada screen untuk bisa diamati oleh siswa. Namun masih banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas pendukung dalam penggunaan media tersebut.
4.      Kendala keterampilan dan pengetahuan. Kesuksesan pembelajaran di kelas tentunya sangat dipengaruhi kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran. Untuk mewujudkan itu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang luas bagi para guru mengenai pembelajaran. Dari hari ke hari terus dilakukan inovasi dalam pembelajaran baik dalam teknis pembelajarannya maupun media yang dikembangkan. Tetapi, saat ini masih jarang guru yang memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran dilakukan dengan teknik dan media yang tak pernah berubah. Piaget sendiri menyarankan bahwa seorang guru bisa mencipatkan suasana menarik dalam pembelajaran. Andai guru tidak menciptakan variasi dalam pembelajaran tentunya tidak akan memunculkan ketertarikan siswa, melainkan kejenuhan. Selain itu, kemajuan teknologi yang kian pesat menstimulus pembelajaran untuk bisa menerapkan berbagai teknologi yang ada untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik. Namun keterampilan dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi tersebut masih perlu dibenahi, sehingga penggunaannya bisa lebih optimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion ...

Adbox

@templatesyard