"Mungkin saat ini tulisan yang ada di blog ini belum berkualitas,, salah satu faktor utamanya saya masih penulis amatiran.. hehehe, tapi suatu saat isi tulisan blog ini akan berisi tulisan2 yang berkualitas,, insyaaallah,, saya akan berusaha... mari kita buktikan "We will never know the real answer, before you try.”,,

Peringkat Keberapakah Indonesia dalam Setiap Penyelenggaraan PISA?


Peringkat Keberapakah Indonesia dalam Setiap Penyelenggaraan PISA ?


PISA adalah proyek dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang berkedudukan di Paris, Perancis. yakni berupa usaha kolaboratif dari negara anggota OECD untuk mengukur pencapaian peserta didik pada usia 15 tahun. Pada abad 21, science and technology sudah berkembang dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat regional, nasional, dan dunia. Sehingga literasi sains terasa sangat diperlukan untuk membekali peserta didik menghadapi tantangan masa depan. Usia 15 tahun dipilih karena dianggap usia kritis, dimana pada usia ini harus sudah memiliki kemampuan yang diperlukan bagi orang dewasa untuk dapat bertahan hidup. Teknis penyelenggaraan studi PISA dikoordinasikan oleh konsorsium internasional yang diketuai oleh Australian Council for Educational Research yang berkedudukan di Melbourne, Australia. Konsorsium ini terdiri atas lembaga penelitian dan pengujian yang terkemuka di dunia yaitu The Netherlands National Institute for Educational Measurement (CITO), Belanda; Educational Testing Service (ETS), Amerika Serikat; Westat Amerika Serikat; dan National Institute for Educational Research (NIER), Jepang. PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan seterusnya.
Tujuan utama dari PISA yang pertama adalah untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan kesiapan peserta didik dalam pembelajaran seumur hidup (longlife learning) dan partisipasi orang dewasa dalam masyarakat, yang kedua adalah memberikan indikator internasional untuk hasil peserta didik dalam domain utama di atau dekat akhir sekolah wajib, ketiga memberikan konteks yang luas bagi negara-negara untuk menafsirkan hasil tersebut. Bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi prestasi literasi peserta didik Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi literasi peserta didik di negara lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu hasil studi ini (PISA) diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan mutu pendidikan.
v Domain yang diujikan pada PISA meliputi :
1.    Literasi Membaca, aspek yang diukur adalah memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan.
2.    Literasi Matematika, aspek yang diukur adalah mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
3.    Literasi Sains, aspek yang diukur adalah menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan.
v Metoda yang digunakan pada proses pengujian PISA meliputi:
1.    Tes tertulis (paper and pencil test) dengan total waktu dua jam untuk setiap peserta didik
2.    Item tes dicampur berbentuk pilihan ganda, pertanyaan isian yang menuntut peserta didik untuk membangun jawabannya sendiri. Pertanyaan disusun dalam kelompok berdasarkan situasi sebenarnya.
3.    Total waktu yang diperlukan adalah 390 menit.
4.    Jawaban peserta didik merupakan latar belakang dari quesioner yang diselesaikan selama 30 menit, yang memberikan informasi tentang peserta didik sendiri dan tempat tinggalnya. Kepala sekolah diberikan quesioner tentang sekolahnya yang diselesaikan dalam waktu 20 menit.

v PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains.
1. Aspek Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang tersedia.
Oleh karena itu PISA bertujuan mendeskripsikan seberapa jauh peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang terkait kehidupannya, dan soal-soal PISA hanya mencakup sampel pengetahuan sains, maka PISA menentukan kriteria pemilihan konten sains sebagai berikut;
-   Relevan dengan situasi kehidupan nyata
-   Merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka panjang
-   Sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun
Berdasarkan kriteria konten seperti itu, peserta didik harus mampu mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi sains dalam konteks yang dipandang sebagai sistem.

2. Aspek Proses
PISA memandang pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga negara  masa depan, yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karenanya pendidikan sains perlu mengembangkan kemampuan peserta didik memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi sains. Peserta didik perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil data dan mengusulkan eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam, mengenal karakteristik utama penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang dapat diharapkan dari sains. Karakteristik utama sains mencakup: pengumpulan data dipandu oleh gagasan dan konsep, sifat tentatif dari pengetahuan sains, keterbukaan terhadap pengujian dan pengkajian, menggunakan argumen logis, serta kewajiban untuk melaporkan metode dan prosedur yang digunakan dalam pengumpulan bukti.

3. Aspek Konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional setiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja.
Dalam memilih konteks, PISA bertujuan menilai pemahaman dan kemampuan dalam sains, serta sikap-sikap yang harus dimiliki peserta didik pada akhir masa wajib belajar. Sebagai studi Internasional, konteks yang digunakan untuk soal-soal PISA harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan minat dan kehidupan peserta didik di setiap negara-negara partisipan. Butir-butir soal PISA dikembangkan dan dipilih dengan memperhatikan faktor keragaman budaya dan bahasa di negara-negara partisipan PISA

Partisipasi Indonesia dalam PISA
Pada literasi sains PISA, kompetensi yang diujikan adalah mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, serta menggunakan bukti ilmiah untuk membuat keputusan dan berkomunikasi. Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2000. Pada tahun 2000 sebanyak 41 negara berpartisipasi sebagai peserta sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 40 negara, pada tahun 2006 melonjak menjadi 57 negara, dan pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 74 negara. Hasil literasi sains PISA tahun 2003-2009 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel
Hasil Literasi Sains PISA 2003-2009
2003
2006
2009
No.
Negara
Skor
Negara
Skor
Negara
Skor
1
Finlandia
548
Finlandia
563
Shanghai
575
2
Jepang
548
Hongkong
542
Finlandia
554
3
Hongkong
539
Kanada
534
Hongkong
549
4
Korea Selatan
538
Taiwan
532
Singapura
542
5
Liechtenstein
525
Estonia
531
Japan

6
Australia
525
Jepang
531
Korea

7
Makau
525
Selandia Baru
530
Selandia Baru

8
Belanda
524
Australia
527
Kanada

9
Ceko
523
Belanda
525
Estonia

10
Selandia baru
521
Liechtenstein
522
Australia

11
kanada
519
Korea Selatan
52
Belanda

12
Swiss
513
Slovenia
519
Chinese Taipei

13
Prancis
511
Jerman
516
Jerman

14
Belgia
509
Inggris
515
Liechtenstein

15
Swedia
506
Ceko
513
Swiss

16
Irlandia
505
Swiss
512
Inggris

17
Hungaria
503
Makau
511
Slovenia

18
Jerman
502
Austria
511
Macao-China

19
Polandia
498
Belgia
510
Poland

20
Slowakia
495
Irlandia
508
Irlandia

21
Islandia
495
Hungaria
504
Belgia

22
Amerika Serikat
491
Swedia
503
Hungaria

23
Austria
491
Polandia
498
Amerika

24
Rusia
489
Denmark
496
Republik Czech

25
Latvia
489
Prancis
495
Norwegia

26
Spanyol
487
Slowakia
493
Denmark

27
Italia
486
Islandia
491
Prancis

28
Norwegia
484
Latvia
490
Eslandia

29
Luksemburg
483
Amerika Serikat
489
Swedia

30
Yunani
481
Slowakia
488
Austria

31
Denmark
475
Spanyol
488
Latvia

32
Portugis
468
Lithuania
488
Portugal

33
Uruguay
438
Norwegia
487
Lithuania

34
Serbia
436
Luksemburg
486
Slovakia

35
Turki
434
Rusia
479
Italia

36
Thailand
429
Italia
475
Spanyol

37
Meksiko
405
Portugis
474
Kroasia

38
Indonesia
395
Yunani
473
Luksemburg

39
Brazil
390
Israel
454
Federasi Rusia

40
Tunisia
385
Cili
438
Malta

41


Serbia
436
Israel

42


Bulgaria
434
Turki

43


Uruguay
428
Chili

44


Turki
424
Serbia

45


Yordania
422
Bulgaria

46


Thailand
421
UAE

47


Rumania
418
Costa Rica

48


Montenegro
412
Romania

49


Meksiko
410
Uruguay

50


Indonesia
393
Thailand

51


Argentina
391


52


Brazil
390
Malaysia

53


Kolumbia
388
Miranda-Venezuela

54


Tunisia
386
Mauritus

55


Azerbeijan
382
Mexico

56


Qatar
349
Yordania

57


Kirgiztan
322
Moldova

58




Tri&Tobago

59




-

60




-

61




Montenegro

62




Argentina

63




Tunisia

64




Kazakhstan

65




Albania

66




Indonesia
383
67




Qatar
379

Berdasarkan kajian hasil literasi sains PISA pada tahun 2000-2009 ditemukan indikasi bahwa kelemahan peserta didik Indonesia pada literasi sains disebabkan oleh rendahnya kemampuan mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan, dan memahami penggunaan peralatan sains. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik-peserta didik Indonesia yang rendah dalam literasi sains, menurut Balitbang pada tahun 2007 maka perlu dilakukan ;
1)   Peningkatan pembelajaran sains yang mengarah kepada kemampuan mengidentifikasi masalah, menggunakan fakta, menerapkan sistem kehidupan, memahami penggunaan peralatan sains,
2)   Penyediaan alat pembelajaran sains,
3)   Penggunaan sumber belajar/buku sesuai dengan konteks kompetensi, dan
4)   Peningkatan kemampuan guru sains.

Menurut simpulan saya pada tahun 2015 yang berdasarkan uraian diatas....... heheeh
Indonesia telah ikut serta dalam pelaksanaan PISA sampai saat ini. Walaupun prestasi yang diperoleh belum memuaskan karena berada di bawah rata-rata internasional, namun Indonesia tetap berusaha dalam mengejar ketertinggalan ini. Salah satu usaha yang dilakukan adalah menyesuaikan pola pendidikan di Indonesia dengan tuntutan internasional. menurut saya pembelajaran IPA/ Sains di Indonesia sebaiknya lebih menekankan pada kegiatan pembelajaran yang melatih kemampuan menalar dan literasi sains peserta didik. misalnya kegiatan pembelajaran lebih mengkaitkan materi yang dipelajari dengan fenomena keseharian peserta didik. disisi lain kompetensi guru juga harus lebih ditingkatkan, karena ketika kompetensi guru bertambah, insyaallah guru akan mudah membimbing dan meluruskan pemahaman peserta didik yang masih keliru atau bercabang menjadi lebih terfokus dan bermakna..
Nah... bagaimana kalo menurut Anda solusinya ?????



DAFTAR PUSTAKA


The PISA. 2003
OECD. Assesment Framework. Mathematics, reading, science and problem solving, knowledge and skill. 2003.
Pusat Penelitian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kemendikbud. Analisis Komparasi Hasil UN dan TIMSS. 2011.
The Latest TIMSS and PIRLS Scores | Brookings Institution.
Assessment Resource Banks in English, Mathematics, and Science.


1 komentar:

  1. "...kemampuan menalar dan literasi..." <- good point, nalar itu penting.

    "...kompetensi guru juga harus lebih ditingkatkan..." <- ini juga sangat penting! guru dan semua orang lain tidak boleh berhenti belajar....

    "...menjadi lebih terfokus..." <- jangan sampai 'terfokus' menghasilkan siswa seperti robot, hanya menuruti apa yang guru pikir, tidak menerima perbedaan pendapat.

    BalasHapus

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion ...

Adbox

@templatesyard