Yanuar Asmara, S.Pd
Pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah Project
Based Learning Approach (PBL). Pembelajaran
berbasis proyek (PBL) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang inovatif
dimana siswa berperan aktif dalam pembelajaran secara inkuiri. Siswa
mengembangkan pertanyaan melalui penelitian dibawah bimbingan guru. Kunci dari
PBL adalah pilihan siswa. Guru mengawasi setiap langkah dari proses dan
menyetujui setiap pilihan sebelum siswa
menentukan pilihan. Siswa yang memilik pertanyaan yang sama, dikelompokkan
sehingga dapat bekerja sama, bekolaborasi, berkomunikasi, menghormati gaya
belajar siswa yang berbeda, dan menghargai pendapat yang berbeda hal tersebut
merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam abad 21. Hasil dari PBL adalah
pemahaman yang lebih mengenai suatu topik, belajar lebih dalam, meningkatkan
kemampuan membaca, dan meningkatkan motivasi belajar. PBL merupakan strategi
kunci untuk menciptakan pemikir yang mandiri. Siswa memecahkan masalah dunia
nyata dengan merancang pertanyaan mereka sendiri, merencanakan pembelajaran,
pengorganisasian penelitian, dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran.
Sehingga siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi era ekonomi global.
Adapun langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
1.
Siswa memilih topik
2. Siswa membuat pertanyaan (siswa dengan
pertanyaan sejenis dikelompokkan dalam satu kelompok)
3.
Siswa merencanakan penelitian (guru
mengamati setiap langkah penelitian)
4. Siswa merencanakan pembuatan produk
(guru mengamati setiap langkah dan rencana pembuatan produk)
5.
Siswa menentukan target audiens produk
penelitian
6.
Siswa bersama guru melakukan penilaian
terhadap kinerja dan produk mereka
Tiga
output dari PBL adalah tanggungjawab, kemandirian, dan disiplin. PBL merupakan
pembelajaran yang mampu meningkatkan kemandirian siswa jika pembelajaran
direncanakan dengan baik. Siswa dituntut untuk mampu membuat perencanaan dan
melaksanakan perencanaan tersebut dengan baik. Sehingga seorang guru harus
selalu memantau agar siswa selalu dalam perencanaannya dan mengembangkan ide
dan keterampilannya. Melalui PBL siswa dilatihkan untuk dapat bersosialisasi
sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam berkolaborasi, komunikasi, dan
bernegoisasi. Ketika siswa bekerja
secara kelompok dalam menyelesaikan proyek, mereka harus mengembangkan ide dan
bertindak sebagai pendengar yang baik kepada anggota kelompoknya. Dalam hal
ini, keterampilan mendengarkan siswa dilatihkan selain itu meningkatkan
kemampuan kolaboratif serta kreativitas. Siswa belajar keterampilan dasar
komunikasi yang produktif, menghormati orang lain, dan kerja sama tim sehingga
menghasilkan ide-ide bersama. Bernegosiasi secara kolektif dalam memecahkan
masalah adalah juga bagian dari PBL. Diakhir pembelajaran siswa melakukan self-evaluation. Siswa tidak hanya
menilai pembelajaran tetapi juga bagaimana interaksi sosial mereka (apakah
anggota kelompoknya mendengarkan ide-idenya dengan baik, apakah mereka percaya
pada pendapat yang mereka dengar).
Indikator Keterampilan
Abad 21
Berikut ini
daftar sepuluh keterampilan abad 21 yang dikelompokkan dalam empat kelompok
yaitu (partnership for 21st
century):
1.
Ways
of Thinking:
kreativitas
dan inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, Learning to learn, metakognisi.
2. Ways of Working:
komunikasi,
kolaborasi (teamwork).
3.
Tools
for Working:
Literasi
informasi (termasuk didalamnya
pengamatan sumber informasi, bukti, bias, dll.), literasi teknologi informasi
dan teknologi (TIK) .
4. Living in the World:
Citizenship
– local & global, Life & career, Personal & social responsibility – termasuk
cultural awareness & competence.
Teknik Penilaian Keterampilan Abad
21
Penggunaan
jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan dalam mengakses
informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemilihan metode asesmen
harus didasarkan pada target informasi yang ingin dicapai. Informasi yang
dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Stiggins (1994:3,67)
mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang layak dijadi-kan dasar
dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil
belajar tersebut adalah:
(1)
Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan
suatu mata pelajaran
(2)
Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam meng-gunakan
pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah.
(3)
Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan
dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
(4)
Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang
didasarkan pada penguasaan pengetahuan
(5)
Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari
dan mengaplikasikan pengetahuan.
Selain
itu penilaian dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran yang telah
berlangsung sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai informasi untuk
mengambil kebijakan dalam peningkatan pembelajaran. Sistem penilaian tersebut
tentunya harus selaras dengan keterampilan abad ke-21 yang akan memungkinkan
keberhasilan masa depan siswa dan memenuhi prinsip penilaian abad 21 berikut
ini (partnership for 21st
century):
§ Disesuaikan
dengan tujuan abad 21: penilaian seharusnya mampu memenuhi pengetahuan dan
keterampilan abad 21 sehingga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dalam
kehidupannya.
§ Memasukkan
unsur adaptasi dan ketidakpastian: salah satu ciri dari tuntutan abad 21 ini
adalah mampu beradaptasi dengan keadaan yang terus berkembang dan mampu
mengambil keputusan serta tindakan dalam situasi di mana tindakan sebelumnya
dapat merangsang reaksi tak terduga yang pada gilirannya mempengaruhi strategi
dan pilihan berikutnya. Berkaitan dengan ketidakpastian tersebut adalah penting
dan merupakan tantangan baru bagi pengembangan kurikulum dan penilaian.
§ Berbasis
kinerja. Inti dari keterampilan abad 21 adalah kebutuhan untuk
mengintegrasikan, mensintesis dan kreativitas untuk menerapkan pengetahuan
dalam situasi baru. Akibatnya, penilaian abad 21 harus meminta siswa untuk
menerapkan pengetahuan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, pemecahan
masalah, dan tugas analitis sepanjang pendidikan mereka, sehingga kita dapat
membantu mereka mengasah kemampuan ini.
§ Memberikan
nilai tambah bagi proses pembelajaran. Asesmen seharusnya mampu memberikan
kesempatan bagi siswa untuk memperdalam pemahaman mereka melalui penjelasan dan
penggunaan representasi ganda.
§ Memunculkan
pemikiran siswa. Penilaian harus memberikan jendela bagi pemahaman dan strategi
konseptual siswa sehingga mereka mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah.
§ Adil.
Penilaian yang adil memungkinkan semua siswa untuk menunjukkan apa yang mereka
ketahui.
§ Akurat
dan reliabel. Keakuratan dan reliabelitas data penilaian sangatlah penting
karena akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan/kebijakan.
§ Valid
terhadap tujuan abad 21. Penilaian yang diberikan kepada siswa seharusnya mampu
membantu siswa untuk memiliki keterampilan abad 21, dan hasil penilaian
haruslah dapat digeneralisasikan dan sensitif. Sensitif artinya hasil penilaian
mampu menunjukkan kualitas proses pembelajaran. Dan hasil tes dapat
digeneralisasikan artinya mampu ditransfer ke aplikasi kehidupan nyata lainnya.
§ Menghasilkan
informasi yang dapat ditindaklanjuti dan menyediakan umpan balik yang produktif
dan bermanfaat untuk semua penentu kebijakan. Dan sekolah, administrator,
pembuat kebijakan, dan guru harus mampu menggunakan data penilaian untuk
menentukan bagaimana menciptakan peluang yang lebih baik untuk pembelajaran
siswa.
§ Membangun
kapasitas untuk pendidik dan siswa. Umpan balik dari hasil penilaian dapat
membantu siswa, guru, administrator dan pihak terkait lainnya untuk memahami kinerja
siswa dan masalah belajar yang dapat menghambat kemajuan siswa.
§ Menjadi
bagian dari sistem penilaian yang komprehensif yang dirancang untuk mendukung
peningkatan pembelajaran di semua tingkat dari hirarki pendidikan.
Ada
beberapa contoh asesmen yang telah digunakan untuk mengukur keterampilan abad
21 yaitu:
1.
Primum
Primum, merupakan tes yang digunakan untuk menilai
pengambilan keputusan dalam konteks yang sangat spesifik. Ini memberikan
penilaian terhadap kemampuan praktisi medis untuk membuat diagnosa medis ketika
dihadapkan dengan pasien fiktif.
2.
World
Class Test
Merupakan pengembangan tes computerbased baru dari pemecahan masalah, dalam bidang matematika,
ilmu desain, dan teknologi. Tes ini ditujukan untuk aplikasi di seluruh dunia;
mereka dirancang untuk membuat penggunaan kreatif dari teknologi komputer.
Juga, mereka dimaksudkan untuk menetapkan standar baru dalam desain penilaian
dari keterampilan berpikir dan kemampuan siswa untuk menerapkan berbagai teknik
dalam memecahkan masalah baru dan tak terduga.
3.
The
VPA Project
Proyek
penilaian kinerja virtual memanfaatkan inovasi dalam teknologi dan penilaian
untuk mengatasi masalah pengukuran kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan
ilmiah untuk memecahkan suatu masalah.
minta sumber rujukan yang jelas mas, untuk sumber rujukan juga bagi saya.
BalasHapusterimakasih
Trims mas..bermanfaat bangeet
BalasHapus