"Mungkin saat ini tulisan yang ada di blog ini belum berkualitas,, salah satu faktor utamanya saya masih penulis amatiran.. hehehe, tapi suatu saat isi tulisan blog ini akan berisi tulisan2 yang berkualitas,, insyaaallah,, saya akan berusaha... mari kita buktikan "We will never know the real answer, before you try.”,,

Model pembelajaran PJBL dengan Pendekatan STEM

Dibawah ini adalah hasil kerjaan saya membuat proposal penelitian untuk lulus kuliah di pendidikan fisika, proposal ini terkait pendekatan STEM yang diselipkan/disisipkan pada model pembelajaran PJBL, namun tidak sampai lengkap saya sertakan disini, info lebih lanjut bisa hubungi saya di nomor 0811231009 ya..

sory tidak lengkap saya sertakan disini, tapi mudah-mudahan bermanfaat

A.   JUDUL
        Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning dengan Menggunakan Pendekatan STEM dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA

A.      LATAR BELAKANG
Pembelajaran sains di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat pada guru. guru seakan-akan bertugas menyampaikan materi kepada siswa, dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghapal semua pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi hanya berhasil dalam mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam memecahkan masalah di kemudian hari.
Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja, tetapi belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang mereka pelajari, oleh karena itu pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Teori Belajar Ausebel).
Pada saat diberi permasalahan baru, pada umumnya peserta didik hanya bisa memindahkan kalimat-kalimat dari buku teks ke kertas kosong. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan memproseskan penemuan, salah satunya adalah pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/-konteks lainnya.
Salah satu pendekatan pembelajaran secara konstektual adalah Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based Learning. Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Karya yang dihasilkan dapat berupa suatu rancangan, model, prototipe atau produk yang nyata yang dapat diterapkan di masyarakat.
Pembelajaran berbasis proyek banyak diterapkan di bidang keteknikan (engineering), namun demikian dari beberapa literatur, metode ini juga telah diterapkan di bidang-bidang lain, seperti: pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa bidang studi yang lain. Namun demikian tidak semua mata pelajaran dalam kurikulum dimungkinkan untuk menerapkan metode ini. Mata pelajaran fisika lebih cocok diajarkan dengan metode ini, karena berhubungan dengan realita kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi dan informasi dalam beberapa waktu terakhir ini semakin pesat. Bangsa yang mengalami berbagai kemajuan terlebih dahulu adalah bangsa yang mampu berinovasi menciptakan berbagai teknologi. Semua itu dimungkinkan jika bangsa tersebut menguasai aspek ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Indonesia sebagai negara besar dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) serta sumber daya manusia (SDM) yang melimpah, sudah seharusnya menjadi bangsa yang mampu memainkan peran besar dalam perkembangan tersebut.
Berdasarkan fakta tersebut Indonesia harus menyesuaikan pola pendidikan dengan  memasukan aspek Science, Tecknology, Engineering and Mathematic (STEM) dalam pembelajaran di sekolah agar tumbuh minat pada bangsa Indonesia untuk menyukai dan menguasai sains, teknologi, rekayasa dan matematika.
Siswa yang dididik dengan pendekatan STEM diharapkan memiliki hard skills yang diimbangi dengan soft skills, karena dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan metode active learning yang meliputi komunikasi, kolaborasi, argumentasi, kepemimpinan, kreativitas dan lain-lain. Menurut Rustaman (2013):
”Pendidikan STEM bukan hanya slogan tetapi mempunyai tujuan dalam pendidikan. Tujuan pendidikan STEM adalah mengembangkan konten dan praktek dalam pembelajaran serta siswa dapat mengaplikasikan pendidikan STEM saat menghadapi situasi kehidupan yang nyata.”

Tujuan pendidikan dan pengembangan kualitas pendidikan harus bergeser tidak hanya sekedar mencari nilai dan syarat kelulusan tetapi memiliki pemahaman yang luas yang diimbangi dengan kemampuan kreativitas dan problem solving yang baik. Atau berkembangnya hard sklill diimbangi dengan soft skills.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), terdapat Standar dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fisika dijelaskan bahwa Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1        Membentuk sikap positif terhadap Fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,
2        Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain,
3        Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis,
4        Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan
5        Menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6        Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, Depdiknas telah mengubah paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma lama yang menganggap siswa sebagai objek belajar dimana guru harus menuangkan pengetahuan kepada siswa seperti ‘mengisi air pada gelas kosong’ dan memposisikan guru sebagai pusat informasi belajar (Tabula rasa), menjadi paradigma baru yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar (student centered) dan guru sebagai sutradara yang harus pandai dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain yang memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri (kontruktivisme).
(Depdiknas 2006)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik Fisika sebagai salah satu ilmu dasar yang mengkaji fenomena alam dan juga dikehendaki oleh KTSP ialah pembelajaran berbasis proyek secara aktif melalui kegiatan nyata, dengan tujuan membina seluruh potensi siswa seperti penguasaan konsep Fisika, sikap ilmiah, keterampilan proses sains, dan keterampilan berpikir sains (kritis, kreatif dan lain sebagainya).
Jane L David dalam jurnal Educational Leadership (2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki kelebihan untuk siswa dapat mendesain penyelidikan dengan pertanyaan dasar yang bermakna dan meningkatkan keterampilan komunikasi dan berpikir kritis. Jane L David juga menyatakan, bahwa fakta sangat sedikit penelitian yang membahas pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan hasil belajar.
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti memilih materi pembelajaran Fluida statis sebagai materi ajar yang akan dikaji dalam penelitian ini. Materi ajar ini peneliti pilih karena masih sangat memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran berbasis proyek secara langsung oleh siswa dengan menggunakan alat-alat sederhana dan tidak membahayakan, sehingga kegiatan pembelajaran berbasis proyek melalui kegiatan ini masih dapat dilaksanakan. Selain itu, materi ajar ini memiliki aplikasi yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari, seperti prinsip kerja kapal laut, kapal selam, balon udara, rem cakram, dongkrak hidrolik, dan lain sebagainya sehingga diharapkan siswa mendapatkan manfaat belajar yang lebih bermakna. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dianggap penting untuk mengetahui Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan argumentasi Siswa SMA Pada Materi Fluida Statik. Hasilnya diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengajaran bidang sains yang lebih baik lagi dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
 Dengan memperhatikan uraian di atas penulis berupaya mengungkap apakah ada penerapan model pembelajaran berbasik proyek dengan pendekatan STEM dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan argumentasi siswa pada topik Fluida statis.

B.        RUMUSAN MASALAH
   Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:  ”Bagaimanakah pengaruh penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM  dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan argumentasi siswa pada konsep fluida statis?”. Dari rumusan masalah di atas dapat merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada konsep fluida statis setelah siswa belajar melalui penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM?
2.      Bagaimanakah peningkatan kemampuan argumentasi siswa pada konsep fluida statis setelah siswa belajar melalui penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM?
3.      Bagaimanakah korelasi peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan kemampuan argumentasi siswa setelah diterapkan model pembelajaran project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM?
4.      Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran project based learning dalam pembelajaran materi Fluida Statis?
C.       TUJUAN PENELITIAN
 Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah:
1.      Memperoleh informasi tentang peningkatan pemahaman konsep siswa pada konsep fluida statis setelah siswa belajar melalui penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM
2.      Memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan argumentasi siswa pada konsep fluida statis setelah siswa belajar melalui penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM
3.      Memperoleh informasi tentang korelasi peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan kemampuan argumentasi setelah siswa belajar melalui penerapan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM
4.      Memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM dalam pembelajaran materi Fluida Statis?

E. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan model project based learning dengan menggunakan pendekatan STEM dapat menjadi pilihan alternatif pembelajaran fisika yang dapat dikembangkan oleh semua pihak yang berkepentingan seperti guru, peneliti, dan mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan argumentasi siswa.

F.     DEFINISI OPERASIONAL
1.      Project based learning dengan Pendekatan STEM
Pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis pada siswa (student-centered and self-directed), diarahkankan untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada di masyarakat (organized around real-world problems), difokuskan pada keterampilan pembelajar (focused on authenticskills), dikerjakan bersama di dalam suatu tim kerja (collaborative), dan difasilitasi oleh sekolah/guru (with faculty as facilitators). STEM merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar ilmu dan pengaplikasiannya dilakukan dengan pembelajaran aktif berbasis permasalahan dan dalam pembelajaran tersebut guru melalui topik yang dibahas menghubungkan antara sains dan teknologi terapan.
2.      Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep fluida statis, baik konsep secara teori maupun penerapannya. Hasil belajar kognitif siswa yang ditinjau pada penelitian ini dibataskan hanya mencakup pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) pada ranah kognitif taksonomi Bloom. Pembatasan ini dikarenakan pada penelitian ini keempat aspek kognitif C1, C2, C3, dan C4 dapat difasilitasi dalam penerapan model pembelajaran fisika berbasis proyek. Peningkatan penguasaan konsep diukur dengan menguji perbedaan skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pada saat sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek. Kriteria peningkatan gain yang dinormalisasi mengacu pada kriteria yang ditentukan oleh Richard R Hake.
3.      Kemampuan Argumentasi
Kemampuan argumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam membuat klaim, menyertakan dan menganalisis data, membuat pembenaran (warrant), dan memberikan dukungan (backing) untuk memperkuat atau menolak klaim. Kemampuan argumentasi diukur melalui tes argumentasi berupa soal uraian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion ...

Adbox

@templatesyard