"Mungkin saat ini tulisan yang ada di blog ini belum berkualitas,, salah satu faktor utamanya saya masih penulis amatiran.. hehehe, tapi suatu saat isi tulisan blog ini akan berisi tulisan2 yang berkualitas,, insyaaallah,, saya akan berusaha... mari kita buktikan "We will never know the real answer, before you try.”,,

Pembelajaran Abad Ke-21



Yanuar Asmara, S.Pd


Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning Approach (PBL). Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang inovatif dimana siswa berperan aktif dalam pembelajaran secara inkuiri. Siswa mengembangkan pertanyaan melalui penelitian dibawah bimbingan guru. Kunci dari PBL adalah pilihan siswa. Guru mengawasi setiap langkah dari proses dan menyetujui setiap pilihan sebelum  siswa menentukan pilihan. Siswa yang memilik pertanyaan yang sama, dikelompokkan sehingga dapat bekerja sama, bekolaborasi, berkomunikasi, menghormati gaya belajar siswa yang berbeda, dan menghargai pendapat yang berbeda hal tersebut merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam abad 21. Hasil dari PBL adalah pemahaman yang lebih mengenai suatu topik, belajar lebih dalam, meningkatkan kemampuan membaca, dan meningkatkan motivasi belajar. PBL merupakan strategi kunci untuk menciptakan pemikir yang mandiri. Siswa memecahkan masalah dunia nyata dengan merancang pertanyaan mereka sendiri, merencanakan pembelajaran, pengorganisasian penelitian, dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran. Sehingga siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi era ekonomi global. Adapun langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
1.    Siswa memilih topik
2. Siswa membuat pertanyaan (siswa dengan pertanyaan sejenis dikelompokkan dalam satu kelompok)
3.    Siswa merencanakan penelitian (guru mengamati setiap langkah penelitian)
4. Siswa merencanakan pembuatan produk (guru mengamati setiap langkah dan rencana pembuatan produk)
5.    Siswa menentukan target audiens produk penelitian
6.    Siswa bersama guru melakukan penilaian terhadap kinerja dan produk mereka
Tiga output dari PBL adalah tanggungjawab, kemandirian, dan disiplin. PBL merupakan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemandirian siswa jika pembelajaran direncanakan dengan baik. Siswa dituntut untuk mampu membuat perencanaan dan melaksanakan perencanaan tersebut dengan baik. Sehingga seorang guru harus selalu memantau agar siswa selalu dalam perencanaannya dan mengembangkan ide dan keterampilannya. Melalui PBL siswa dilatihkan untuk dapat bersosialisasi sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam berkolaborasi, komunikasi, dan bernegoisasi.  Ketika siswa bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan proyek, mereka harus mengembangkan ide dan bertindak sebagai pendengar yang baik kepada anggota kelompoknya. Dalam hal ini, keterampilan mendengarkan siswa dilatihkan selain itu meningkatkan kemampuan kolaboratif serta kreativitas. Siswa belajar keterampilan dasar komunikasi yang produktif, menghormati orang lain, dan kerja sama tim sehingga menghasilkan ide-ide bersama. Bernegosiasi secara kolektif dalam memecahkan masalah adalah juga bagian dari PBL. Diakhir pembelajaran siswa melakukan self-evaluation. Siswa tidak hanya menilai pembelajaran tetapi juga bagaimana interaksi sosial mereka (apakah anggota kelompoknya mendengarkan ide-idenya dengan baik, apakah mereka percaya pada pendapat yang mereka dengar).
Indikator Keterampilan Abad 21
Berikut ini daftar sepuluh keterampilan abad 21 yang dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu (partnership for 21st century):
1.    Ways of Thinking:
kreativitas dan inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, Learning to learn, metakognisi.
2.    Ways of Working:
komunikasi, kolaborasi (teamwork).
3.    Tools for Working:
Literasi informasi  (termasuk didalamnya pengamatan sumber informasi, bukti, bias, dll.), literasi teknologi informasi dan teknologi (TIK) .
4.    Living in the World:
Citizenship – local & global, Life & career, Personal & social responsibility – termasuk cultural awareness & competence.
Teknik Penilaian Keterampilan Abad 21
Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Stiggins (1994:3,67) mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang layak dijadi-kan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:
(1) Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran
(2) Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam meng-gunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah.
(3) Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
(4) Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan
(5) Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan.
Selain itu penilaian dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran yang telah berlangsung sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan pembelajaran. Sistem penilaian tersebut tentunya harus selaras dengan keterampilan abad ke-21 yang akan memungkinkan keberhasilan masa depan siswa dan memenuhi prinsip penilaian abad 21 berikut ini (partnership for 21st century):
§  Disesuaikan dengan tujuan abad 21: penilaian seharusnya mampu memenuhi pengetahuan dan keterampilan abad 21 sehingga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupannya.
§  Memasukkan unsur adaptasi dan ketidakpastian: salah satu ciri dari tuntutan abad 21 ini adalah mampu beradaptasi dengan keadaan yang terus berkembang dan mampu mengambil keputusan serta tindakan dalam situasi di mana tindakan sebelumnya dapat merangsang reaksi tak terduga yang pada gilirannya mempengaruhi strategi dan pilihan berikutnya. Berkaitan dengan ketidakpastian tersebut adalah penting dan merupakan tantangan baru bagi pengembangan kurikulum dan penilaian.
§  Berbasis kinerja. Inti dari keterampilan abad 21 adalah kebutuhan untuk mengintegrasikan, mensintesis dan kreativitas untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi baru. Akibatnya, penilaian abad 21 harus meminta siswa untuk menerapkan pengetahuan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan tugas analitis sepanjang pendidikan mereka, sehingga kita dapat membantu mereka mengasah kemampuan ini.
§  Memberikan nilai tambah bagi proses pembelajaran. Asesmen seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperdalam pemahaman mereka melalui penjelasan dan penggunaan representasi ganda.
§  Memunculkan pemikiran siswa. Penilaian harus memberikan jendela bagi pemahaman dan strategi konseptual siswa sehingga mereka mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah.
§  Adil. Penilaian yang adil memungkinkan semua siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui.
§  Akurat dan reliabel. Keakuratan dan reliabelitas data penilaian sangatlah penting karena akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan/kebijakan.
§  Valid terhadap tujuan abad 21. Penilaian yang diberikan kepada siswa seharusnya mampu membantu siswa untuk memiliki keterampilan abad 21, dan hasil penilaian haruslah dapat digeneralisasikan dan sensitif. Sensitif artinya hasil penilaian mampu menunjukkan kualitas proses pembelajaran. Dan hasil tes dapat digeneralisasikan artinya mampu ditransfer ke aplikasi kehidupan nyata lainnya.
§  Menghasilkan informasi yang dapat ditindaklanjuti dan menyediakan umpan balik yang produktif dan bermanfaat untuk semua penentu kebijakan. Dan sekolah, administrator, pembuat kebijakan, dan guru harus mampu menggunakan data penilaian untuk menentukan bagaimana menciptakan peluang yang lebih baik untuk pembelajaran siswa.
§  Membangun kapasitas untuk pendidik dan siswa. Umpan balik dari hasil penilaian dapat membantu siswa, guru, administrator dan pihak terkait lainnya untuk memahami kinerja siswa dan masalah belajar yang dapat menghambat kemajuan siswa.
§  Menjadi bagian dari sistem penilaian yang komprehensif yang dirancang untuk mendukung peningkatan pembelajaran di semua tingkat dari hirarki pendidikan.
Ada beberapa contoh asesmen yang telah digunakan untuk mengukur keterampilan abad 21 yaitu:
1.        Primum
Primum, merupakan tes yang digunakan untuk menilai pengambilan keputusan dalam konteks yang sangat spesifik. Ini memberikan penilaian terhadap kemampuan praktisi medis untuk membuat diagnosa medis ketika dihadapkan dengan pasien fiktif.
2.        World Class Test
Merupakan pengembangan tes computerbased baru dari pemecahan masalah, dalam bidang matematika, ilmu desain, dan teknologi. Tes ini ditujukan untuk aplikasi di seluruh dunia; mereka dirancang untuk membuat penggunaan kreatif dari teknologi komputer. Juga, mereka dimaksudkan untuk menetapkan standar baru dalam desain penilaian dari keterampilan berpikir dan kemampuan siswa untuk menerapkan berbagai teknik dalam memecahkan masalah baru dan tak terduga.
3.        The VPA Project
Proyek penilaian kinerja virtual memanfaatkan inovasi dalam teknologi dan penilaian untuk mengatasi masalah pengukuran kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah untuk memecahkan suatu masalah.


2 komentar:

  1. minta sumber rujukan yang jelas mas, untuk sumber rujukan juga bagi saya.

    terimakasih

    BalasHapus
  2. Trims mas..bermanfaat bangeet

    BalasHapus

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion ...

Adbox

@templatesyard