"Mungkin saat ini tulisan yang ada di blog ini belum berkualitas,, salah satu faktor utamanya saya masih penulis amatiran.. hehehe, tapi suatu saat isi tulisan blog ini akan berisi tulisan2 yang berkualitas,, insyaaallah,, saya akan berusaha... mari kita buktikan "We will never know the real answer, before you try.”,,

Kecerdasan Majemuk (faktor yang mempengaruhi kecerdasan, aspek2, prinsip2, dan hubungannya dengan Hots)


Kecerdasan Majemuk



Oleh : Yanuar Asmara, S.Pd

Teori kecerdasan dikemukakan Howard Gardner, seorang psikolog sekaligus ahli pendidikan. Gardner sangat terkenal dalam lingkungan pendidikan karena teorinya tentang multiple intelegences. Selama dua puluh tahun terakhir, ia bersama rekan-rekannya di proyek Zero telah melakukan percobaan dengan menggunakan alat tes, pelatihan pendidikan, dan penggunaan multiple intelligence. Gardner juga mengadakan penelitian mengenai kognisi dan pemakaian simbol-simbol terhadap anak-anak normal dan anak-anak berbakat. Kemudian yang kedua terhadap orang dewasa yang mengalami gegar otak.
Gardner berpendapat kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu. Disisi lain Amstrong mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan. Kebanyakan orang mengenalnya sebagai prediksi kesuksesan di sekolah atau bakat bersekolah.  Sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai keterampilan yang lebih luas pada semua segi kehidupan.
Howard Gardner membagi multiple intelegence dalam tujuh kecerdasan, yakni: (1) kecerdasan linguistik; (2) kecerdasan logis-matematis; (3) kecerdasan spasial; (4) kecerdasan musikal; (5) kecerdasan kinestik; (6) kecerdasan antarpribadi; dan (7) kecerdasan intrapribadi; (8) kecerdasan naturalis. Sependapat dengan Gardner, tentang pembagian multiple intelegence Padiya (2008) menambahkan satu kecerdasan yakni eksistensial. Dalam penelitian selanjutnya, Gardner menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial.

Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Bawaan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal matematika di kelas empat sekolah dasar karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.

5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.

Prinsip Kecerdasan Majemuk
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kecerdasan majemuk.  Prinsip-prinsip tersebut menurut Amstrong (1994) sebagai berikut:
1.   Setiap individu memiliki semua jenis kecerdasan
Teori kecerdasan majemuk mengemukakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan dari kedelapan inteligensi. Kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi sacara bersama-sama pada setiap orang secara unik.
2.  Kebanyakan individu dapat mengembangkan setiap jenis kecerdasan pada tingkat  kemampuan yang memadai.
Howard Gardner meyakini bahwa setiap orang   memiliki kemampuan mengembangkan semua jenis kecerdasannya pada tingkat  yang memadai jika diberikan dorongan, pengayaan, dan pembelajaran yang layak.
3.   Setiap kecerdasan biasanya bekerja bersama secara kompleks
            Dalam kehidupan tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Dalam berfungsinya, kecerdasan berinteraksi antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain dalam kehidupan individu.
4. Adaberbagai macam cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan
Tidak ada satu standar karakteristik yang harus digunakan  sebagai kriteria untuk menentukan kecerdasan dalam satu bidang tertentu. Bisa saja seseorang tidak bisa membaca, namun sangat cerdas dari segi kemampuan kebahasaan karena ia mampu menceritakan suatu kisah yang menakjubkan atau karena ia memiliki kosa kata yang sangat banyak.

Aspek-Aspek Kecerdasan Majemuk
1. Kecerdasan Berbahasa (Linguistik)
Kecerdasan berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berfikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tulisan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa tampak:
a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng;
b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing;
c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan;
d. Senang mendengarkan musik dan pandai.

2. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis. Karakteristik individu yang memiliki kemampuan ini adalah:
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki;
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka;
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario;
d. Mampu berfikir logis, baik induktif maupun deduktif;
e. Senang silogisme;
f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis serta mengoleksi benda-benda.

3. Kecerdasan Visual Spasial
Kemampuan yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu obyek. Ciri-ciri yang menunjukkan kemampuan ini, yakni:
a. Senang merancang gambar, desain dan peka terhadap citra dan warna;
b. Pandai memvisualisasikan ide dan imajinasinya aktif;
c. Mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut dan senang membuat rumah-rumahan dari balok;
d. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

4. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah kemampuan berfikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan musikal, yakni:
a. Pandai mengubah dan menciptakan musik;
b. Senang bernyanyi, bersenandung, dan pandai memainkan alat musik;
c. Mudah menangkap musik dan peka terhadap suara dan musik;
d. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik dan bergerak sesuai irama.

5. Kecerdasan Kinestik
Kecerdasan kinestik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan kinestik, ialah:
a. Senang menari dan acting, pandai dan aktif dalam olah raga tertentu, dan mudah berekpresi dengan tubuh;
b. Mampu memainkan mimic dan cenderung menggunakan bahasa tubuh;
c. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi;
d. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari, dan olah raga;
e. Pandai merakit sesuatu menjadi produk;
f. Senang bergerak dan suka kegiatan di luar rumah.

6. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemmapuan berfikir untuk memahami diri sendiri, dan melakukan refleksi diri. Kemampuan yang termasuk di dalam kecerdasan intrapersonal, yaitu:
a. Mampu menilai diri sendiri/intropeksi diri;
b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya dan sering mengamati dan mendengarkan;
c. Bisa bekerja sendirian dengan baik;
d. Mampu mencanangkan tujuan, menusun cita-cita dan rencana hidup;
e. Berjiwa independen/bebas, mudah berkonsentrasi dan keseimbangan diri;
f. Senang mengekpresikan perasaan yang berbeda dan sadar akan realitas spiritual.

7. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam interpersonal, yakni:
a. Mampu berorgansasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi;
b. Mampu bersosialisasi dan menjadi moderator;
c. Senang permainan berkelompok daripada individu;
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain dan mudah mengenal;
e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal;
f. Peka terhadap teman dan suka memberi feedback.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegnsi naturalis, ialah: (a) senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang; (b) pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman; dan (c) senang kegiatan di alam terbuka.

9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh dengan makna hidup dan makna kematian. Kecerdasan eksistensial lebih menyangkut pada kepekaan dan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai eksistensi manusia. Orang yang mempunyai kecerdasan eksistensi mencoba menyadari dan mencari jawaban yang terdalam. Ciri-ciri :
a.       Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
b.      Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia
c.       Kalau bekerja sering bicara dengan diri sendiri.
d.      Lebih tenang danmenguasai diri
e.       Lebih cenderung mengutamakan kepentingan keyakinan atau agama
f.       Mampu menempatkan diri disetiap situasi  dan lingkungan


Hubungan Kecerdasan Majemuk dengan Berpikir Tingkat Tinggi
Lazear (2004) mencoba menggabungkan antara taksonomi Bloom dengan kecerdasan majemuk dan berpendapat bahwa setiap kecerdasan tersebut mempunyai taksonomi kemampuan kognitif yang unik. Apabila pendidik ingin meningkatkan tingkat pembelajaran dan penuntasan kurikulum bagi siswanya, maka pendidik sebaiknya memberdayakan semua kecerdasan ini sesuai dengan urutan berpikir tingkat tinggi. Perkembangan setiap kecerdasan dapat ditransformasikan ke dalam taksonomi kemampuan kognitif. Tingkatan berpikir tingkat tinggi (HOT): mengumpulkan dan memahami pengetahuan dasar, pemrosesan dan analisis informasi, serta penalaran dan berpikir tingkat tinggi.
a. Mengumpulkan dan memahami pengetahuan dasar
Pada tingkatan ini terutama memperhatikan pembelajaran dan pemahaman fakta dasar, lambang, definisi, komponen, membedakan informsi, dan konsep yang berhubungan terhadap topik spesifik. Level ini merupakan awal seseorang belajar, tetapi sayangnya dalam pendidikan formal tingkat ini juga sering merupakan akhir pembelajaran. Ada asumsi yang salah bahwa seseorang yang mengingat fakta dasar, lambang simbol, definisi, komponen, perbedaan informasi, dan konsep, dan dapat mereproduksi nya dalam bentuk yang dibutuhkan, telah terdidik.
Pengumpulan dan memahami pengetahuan yang secara umum terlibat seperti:
·         Menuntaskan istilah dan konsep inti dari konten pada unit tertentu;
·         Mengingat fakta kunci, simbol, data yang akan digunakan selama unit tersebut;
·         Belajar bagaimana menunjukkan proses tertentu atau operasi pada intisari konten;
·         Memahami klasifikasi tertentu atau pengelompokan informasi;
·         Ringkasan atau menjelaskan konsep terhadap orang lain.
b. Pemrosesan dan analisis informasi
Setelah mempunyai informasi dasar yang disyaratkan tentang topik, seseorang dapat menghimpun data. Ini merupakan tingkatan pemikiran yang meminta siswa untuk berpikir dan menemukan bagaimana informasi yang berbeda yang telah dikumpulkannya tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka belajar tentang hakekat dinamika informasi. Mereka menganalisis bagian mana yang tergantung pada bagian lain, dan bagian yang mana yang bebas. Mereka belajar bagaimana menghubungkan pembelajaran yang baru ke pengetahuan sebelumnya dan mempelajari yang mungkin akan terjadi dalam konten area yang sangat berbeda. Dengan demikian mereka memulai proses pencarian kapan dan bagaimana informasi yang baru mungkin akan berguna.
Pemrosesan dan analisis informasi secara umum terlibat dengan:
·         Bertanya tentang pengumpulan informasi, seperti: darimana ini berasal atau bagaimana hal itu ditemukan?
·         Memisahkan informasi kedalam bagian-bagian, dan belajar bagaimana setiap bagian berkontribusi tehadap keseluruhan.
·         Belajar bagaimana dan mengapa proses tertentu, opersi, konsep, dan sebagainya sangat penting dalam konten area yang sedang dipelajari.
·         Membandingkan dan menkonstraskan perbedaan bagian informasi.
·         Meneliti bagaimana orang lain menggunakan informasi di luar setting pendidikan formal.
·         Mengeksplor hubungan antara informasi ini ddengan bidang lain dalam kurikulum sekolah.
c. Penalaran dan berpikir tingkat tinggi
Beberapa peneliti keterampilan berpikir menyarankan bahwa level ini merupakan asesment utama dari apa yang terjadi pada pembelajaran dalam suatu unit pelajaran. Apakah siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dengan informasi di luar situasi akademik formal. Dapatkah mereka mengaplikasikannya? Apakah mereka melihat hubungan antara apa yang seharusnya diajar dan pengetahuan sebelumnya? Apakah mereka mampu menginvestasikan pengetahuan yang diperlukannya dengan makna personal sehingga hal tu menjadi bagian dari hidupnya. Dapatkah mereka menggunakan pengetahuan atau informasi ini untuk menciptakan pengetahuan dan informasi? Level ini merupakan level yang memberdayakan siswa untuk memberikan kontribusi efektif dan produktif terhadap masyarakatnya.
Pada level ini siswa memperoleh nilai dan belajar bertanggungjawab untuk menciptakan masa depannya. Mensintesis dan mengevaluasi (inti urutan berpikir lebih tinggi) umumnya meliputi:
·     Mengeksplor personal implikasi dari informasi (hasil belajar): bagaimana informasi ini akan membuat hidup saya berbeda?
·   Mengartikulasikan perbedaan dalam perspektif: bagaimana informsi ini telah mengubah pemahaman diri saya dan dunia saya?
·         Membuat penilaian personal tentang kepentingan informasi relatif terhadap diri seseorang.
·         Membuat rencana bagaimana menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
·         Mengintegrasikan informasi dengan pengetahuan atau informasi lain.


Kecerdasan majemuk dapat diaplikasikan dengan taksonomi Bloom yang berkaitan dengan proses berpikir tingkat tinggi. Keuntungan mengaplikasikannya adalah siswa mendapat kesempatan untuk memahami kecerdasanya sendiri, atau cara untuk mengetahui sesuatu, dan diberikan kesempatan yang sering untuk menggunakannya dalam pelajaran. Hal ini tidak saja akan membuat mereka aktif terlibat dengan apa yang sedang mereka pelajari, tetapi mereka juga membuat banyak hubungan personal dengan apa yang sedang mereka pelajari, yaitu dengan mengkaji kebermaknaan. Membelajarkan siswa tentang perbedaan kecerdasan dan bagimana menggunakannya memberikan ”alat” bagi mereka agar sukses di sekolah, dan juga di luar sekolah. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU

Komponen dan Prinsip Kerja PLTU Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion ...

Adbox

@templatesyard